Perbincangan yang Ohalf ingin kemukakan adalah satu dilemma yang Ohalf sering di lalui dan rasanya tidak kurang ramai lagi diluar sana …yakni; mana harus diikuti..kata hati atau kata nafsu.
Ada orang berkata ikut kata Hati bersuluhkan akidah..itulah yang terbaik, namum kata Nafsu serakah selalu menerajui jiwa dan perlakuan…jadi bagaimana?
Perolakan sedemikian sering di alami walaupun masih gelap bersuluhkan dengan terang bersandarkan dengan nyata apa yang baik dan apa yang buruk, namum apa yang diikuti lebih pada kata nafsu…kenapa?
Setiap kali solat dan bersujud kita luahkan kelemahan dan kejahilan, selesai salam kita melangkah dengan angkuh dan lupa pada sujud yang dilakukan. Adakah ini tanda tanda munafik pada diri seseorang?
Persoalan demi persoalan tenggelam timbul namum apa yang termampu sering berlandakan hanya pada nafsu. Bagaimana kita terajui permasalah ini?..
Rujuklah pada Al-Quran dan hadis kata mereka , pasti ada jawapannya. Namum kekerasan nafsu menebali hati menyesatkan keadaan.
Ohalf akur kelemahan ini, setakat ini yang termampu hanya diam sendiri, tidak mampu pergi jauh untuk menolak.
Begitulah lemahnya iman ini…
thanks for the reminder...
ReplyDelete